Beberapa hari yang lalu, muncul posting “Korban The Secret” – “Korban LoA”. Bisa jadi memang benar ada yang menjadi “korban” tetapi bisa jadi malah menjadi “pelaku” LoA. Sebelum saya menjadi member TDA, saya sempat melihat film “The Secret” beberapa kali, karena saya sudah terbiasa menjadi analis maka tidak serta merta menerimanya 100% bulat-bulat, saya memfilternya dengan keyakinan yang saya anut. Setelah menonton dan menyimak kata per kata yang disampaikan dalam film itu, kesimpulan saya adalah the secret ada benarnya, tetapi ada yang pula yang mengganjal atau tidak tepat menurut saya dan apa yang disampaikan bukanlah hal yang baru bahkan bukan rahasia.
Simak kata-kata "janggal" yang disampaikan di film itu: - There is no blackboard in the sky on which God has written your purpose, your mission in life ……... all I have to do is really understand what I’m doing here, why I’m here is to find that blackboard, and find out what God really has in mind for me, but the blackboard doesn’t exist. So your purpose is what you say it is. Your mission is the mission you give yourself. Your life will be what you create it as and no one will stand in judgment of it now or ever…. ( Neale Donal Walsch).
- Most people define themselves by this finite body, but you’re not a finite body. Even under a microscope there are energy fields. What we know about energy is this. You got a quantum physicist and you say, “what creates the world?” And he/she will say, “energy!”. Well describe energy. It can never be created or destroyed it’s : always was, always has been, everything that ever existed, always exist, it’s moving into form, through form and out of form. OK, great ! You go to a theologian and you ask the question, “what created the universe ?”. And he/she would say, “God!”. OK, describe God. Always was and always has been, never be can be created or destroyed all there ever was, always will be, always moving into form, through form and out of form. You see, it’s the same description, just different terminology. And so, if you think you’re this meat suit running around, think again. You are spiritual being, you’re energy field operating in a larger energy field. (James Arthur Ray).
- You are extensions of source energy. You are here in these magnificent bodies but your bodies have distracted you for the most part, from who you really are. You are source energy. You are eternal beings, you are God force. You are that what you call God ! (Esther Hicks)
Adapun yang menurut saya ada benarnya adalah : What ever it is you are feeling is a perfect reflection of what is in the process of becoming (apa yang Anda rasakan adalah refleksi dari proses menjadi kenyataan). Bagi saya feeling itu benar-benar kuat saat berdo’a dengan permintaan yang sungguh-sungguh.
Tahun 1993 selepas kuliah di Bandung saya punya impian menjadi manager di sebuah Bank, punya rumah dan punya mobil baru. Saat itu kedudukan pegawai Bank terpandang baik di masyarakat. Maka mulailah saya melamar ke beberapa bank, tidak lupa saya berdo’a terus agar dikabulkan.
Ke sembilan bank saya bolak-balik test, di Bandung maupun di Jakarta, mulai test di Bank Indonesia, Bank Bukopin, Citi Bank, Panin Bank, Danamon, Astra Finance, Bank Nusa (alm), Bank Himpunan Saudara 1906 hingga test di Bank Subentra (alm).
Setelah mengikuti test di Bank Subentra dan nyaris diterima, beberapa hari kemudian saya sakit perut hingga berhari-hari, ternyata mengidap radang usus buntu (appendixitis), karena harus dioperasi, maka hilanglah kesempatan bekerja disana, karena saat harus wawancara terakhir saya tidak bisa datang, maka posisi yang saya lamar pun digantikan oleh orang lain. Ada penyesalan bahkan akhirnya saya putus asa untuk melamar kerja di Bank.
Setelah saya tidak lagi ingin bekerja di Bank, ada tawaran bekerja sebagai analis kredit di Bank Pemerintah, saya diminta keluarga untuk melamar lagi. Sayapun membuat lamaran tetapi dengan setengah hati, berprasangka buruk bahwa keinginan saya itu sudah tidak mungkin lagi terkabul. Anehnya setelah berhenti berharap, saya bisa lulus test demi test hingga delapan kali saya bolak-balik ke Jakarta. Dan pada bulan Juni 1994 saya dinyatakan diterima sebagai pegawai di Bank pemerintah tersebut.
Subhanallah, ternyata do’a saya dikabulkan, begitu juga dengan do’a untuk punya rumah dan punya mobil baru. Tahun 2000 saya punya rumah dan punya mobil second setelah menikah, kemudian tahun 2005 saya punya mobil baru.
Allah SWT itu pasti mengabulkan do’a manusia. Bisa jadi dikabulkan dalam waktu dekat, bisa jadi ditunda menunggu waktu yang tepat dan bisa jadi diganti dengan yang lebih baik dari yang kita minta. Itulah ”Law of Attraction” versi pemahaman saya dan saya yakini kebenarannya. Ada keberanian dan keinginan yang kuat, ada usaha yang persisten, ada do’a dan ada hasilnya.
Tahun 2005 yang lalu Majelis Ulama Indonesia memberikan fatwa mengenai haramnya bunga bank. Dan hal ini menjadi pukulan yang sangat telak dan sangat mengena. Saya sudah tidak punya alasan lagi. Mulailah saya action untuk mencari pengganti pekerjaan. Lama sekali saya berpikir, apa yang bisa saya lakukan, saya pernah aktif di salah satu MLM tahun 2002 hingga 2004, saya sempat berpikir untuk aktif lagi, tetapi hati saya tidak setuju, terus terang saja saya bingung...
Alhamdulillah karena pikiran terbuka, menerima informasi dari manapun mengenai bagaimana caranya ”pindah quadrant”, akhirnya nampak samar-samar pintu sebagai jalan keluar, tidak lain adalah hobby saya sendiri, photography yang sudah saya tekuni sejak lama dengan kamera analog.
Bill Gates pernah berkata, lakukan apa yang kamu senangi dan jadikan itu menjadi bisnis. Maka tahun 2005 saya menjual mobil second saya dan membeli kamera digital berikut perlengkapan lampu studio. Mulailah saya merintis jadi photographer komersil. Memang belum mapan seperti penghasilan saya di kantor, tetapi saya bersyukur bisa memulainya dan juga saya bersyukur memiliki isteri yang mendukung rencana saya, ia mengerti bagaimana keinginan saya untuk hijrah, keluar dari jalur riba. Pikiran saya setiap hari tertuju pada ”keluar dari jalur riba”, bahkan di meja kerja saya saya pasang photo hasil karya sendiri yang saya ambil dari shelter busway Dukuh Atas.
Di saat gundah dan gelisah, tahun 2005 juga saya malah dipromosikan menjadi manager di kantor, alhamdulillah, wah.... satu lagi do’a yang terkabul, sekaligus ujian bagi saya. Tetapi keinginan saya sudah bulat, keluar dari jalur riba. Saya ingin hidup saya berkah dan bekerja dengan hati yang tenang. Perlahan impian baru saya semakin jelas. Saya mengumpulkan banyak informasi, mempelajari bagaimana caranya memperbesar bisnis photography (kadang-kadang isteri menyindir mengenai kesibukan saya yang baru di rumah sepulang kantor, persis seperti parodi-nya Pak Faif di Milad TDA2). Saya punya impian baru, punya ide baru dan sedang saya susun menjadi semacam ”business plan & action plan” yang saya rintis selangkah demi selangkah, Insya Allah, Allah SWT akan mengabulkan do’a sebagaimana Allah SWT telah mengabulkan do’a saya yang lalu. Sssttt...... ada satu do’a lagi yang pernah saya panjatkan, saya pernah berdo’a agar bisa berhenti bekerja di Bank sebelum umur 40 tahun dan menjadi pengusaha alias menjadi TDA yang sukses. Terkabul? Amin.... Berdo’alah pasti Allah SWT mengabulkannya (ud’uni astajib lakum), dan bertawakallah (bekerja & ikhlas menerima hasilnya). Believe it or not..... Tanyakan pada hati nurani, karena hati nurani Anda tidak pernah berbohong pada Anda. Yang perlu diingat bahwa, Allah SWT itu mempersiapkan diri Anda menjadi seseorang yang Anda impikan dengan sebuah proses yang tidak mudah, ada suka ada duka, dibalik kesulitan ada kemudahan (inna ma’al usri yusro), itu bisa dijalani karena Allah SWT tahu persis kapasitas manusia.
Mengapa tidak mudah? Karena itu membuat Anda menjadi pribadi yang kuat dan berkualitas seperti yang Anda impikan. Jadi hati-hatilah dengan keinginan/impian Anda, kalau keinginan/impian Anda biasa-biasa saja maka hidup Anda akan biasa-biasa saja. Bayangkan impian Anda, tanyakan pada diri Anda sendiri benarkah itu impian Anda? Coba renungkan sekali lagi. Jangan pernah berhenti berharap dan jangan pernah berhenti melangkah (istiqomah).