Pertemuan Mastermind TDA Jaksel
Alhamdulillah, pertemuan Mastermind TDA Jakarta Selatan (entah group yang ke berapa) berlangsung luar biasa di tempat Pak Fathur (Cinere). Saya hadir jam 10 lebih beberapa menit, saat itu sudah hadir Pak Irwan, Pak Suhendro, Bu Salma, Pak Hermawan dan Pak Fathur tentunya. Obrolan informal yang sangat menarik seputar bisnis masing-masing tanpa dikomando mengalir begitu saja. Kemudian hadir menyusul Pak Dudun, Pak Ari, Pak Bambang dan Pak Deni sedangkan Pak Ipung dan Pak Ananto hadir pada sesi Pak Deni akan menjelaskan mengenai 12 pantangan seorang marketer dalam perspektif customer.
Acara WIFL dimulai setelah shalat Zhuhur. Masing-masing memperkenalkan diri, sharing mengenai apa yang sedang ditekuni dan harapan di masa mendatang.
Pak Fathur memulai WIFL selaku tuan rumah. Beliau ternyata pernah bekerja sebagai Bankers selama 12 tahun di Bank BUMN & Bank Swasta Nasional, namun dirasakan penghasilan dari Bank itu hanya bisa mencukupi kebutuhan rumah tangga selama 2 minggu saja. Alasan inilah yang menyebabkan Pak Fathur untuk berhenti menjadi bankers dan memulai menjadi TDA melalui bisnis MLM / network marketing. Saat ini beliau sudah mencapai level Crown, dan saya memahami untuk mencapai level itu butuh perjuangan. Saat ini beliau sedang berencana untuk menambah bisnis lainnya.
Selanjutnya giliran saya, Tjarli memperkenalkan diri. Saat ini masih menjadi amphibi, masih bekerja di salah satu Bank BUMN. Keinginan untuk menjadi TDA sudah dimulai sejak tahun 2002 dan memulainya dari bisnis network marketing. Namun karena perkembangan usaha tidak sesuai harapan dan juga mulai “dijauhi orang-orang” setelah aktif 2 tahun, sampai tahun 2004 akhirnya berhenti. Tahun 2005 saat keluar fatwa MUI mengenai bunga Bank memicu lagi keinginan untuk menjadi TDA. Setelah menimbang-nimbang beberapa lama akhirnya pilihan jatuh pada dunia photography yang sudah ditekuni sejak lama namun mulai intensif sejak tahun 2000. Action merintis usaha photography dilakukan dengan menjual mobil untuk membeli kamera dan peralatan lighting. Saat ini masih membesarkan usaha “Pixethic” yang dirintis dan sangat berharap menjadi Full TDA tanpa berlama-lama lagi… sebelum usia 40… amin.
Pak Irwan yang duduk disebelah saya melanjutkan WIFL. Beliau yang memiliki background Satra Inggris, sebelumnya bekerja di beberapa perusahaan. Di perusahaan yang terakhir, sebelum menjadi Full TDA, beliau seringkali mengatakan kepada isternya bahwa beliau akan berhenti menjadi pegawai. Karena sering “diulang-ulang” maka akhirnya “kata-kata”nya menjadi kenyataan namun bukan karena mengundurkan diri tetapi dengan “cara paksa”, karena perusahaan tempat bekerja beliau bubar. Menurut beliau itulah LoA yang dialaminya. Sejak saat itu beliau memulai dunia TDA nya dengan bisnis di dunia training bahasa “The Chapter Learning Center”. Yang menarik bahwa beliau juga menangani training bahasa Jawa Kuno (huruf Jawa). Aura “semangat” beliau sangat terasa dalam sharingnya.
WIFL yang disampaikan Pak Dudun, luar biasa, membuat “virus penulis” menular pada saya dan kawan-kawan yang hadir. Beliau yang memiliki background wartawan, banyak sharing mengenai dunia penulis. Bisnis beliau yang ditekuni adalah EO, penerbit dan content provider. Kita sempat terkagum-kagum mengenai fenomena “Ayat-Ayat Cinta” Habiburahman El Shirazy yang disinggung Pak Dudun.
Berbeda dengan yang lain, Pak Bambang sharing dengan ke-amphibiannya, beberapa bisnis pernah dirintis, namun yang masih berjalan baik adalah bisnis photocopy dan alat-alat tulis kantor. Beliau tertarik juga dengan dunia penulis, setelah Pak Dudun menyampaikan sharingnya.
Di sebelahnya, Pak Deni juga sharing mengenai apa yang sedang ditekuninya. Saat ini masih aktif di LSM yang sedang bertugas di Aceh. Beliau merencanakan akan berhenti dari LSM untuk bekerja di tempat lain yang memberi kebebasannya untuk “mengacak-acak”
Tidak kalah menarik sharing yang disampaikan Pak Ari, beliau memiliki hobby menjual sempat berbisnis café tenda kemudian membuka
Selanjutnya sharingnya Pak Ananto dan Pak Ipung saya tidak
Itulah pertemuan mastermind pertama saya di TDA, mudah-mudahan saja pertemuan selanjutnya tidak menciut dan melempem dan bisa menjadi sarana untuk “mengasah” jiwa entrepreneur masing-masing yang hadir di pertemuan ini. Sesuai dengan tujuan mastermind adalah MEET & GROW RICH …… Dari sharing yang disampaikan rupanya Milad TDA 2 kemaren itu sudah memberi kesan dan pengaruh yang besar pada pesertanya…… luar biasa. Satu lagi bahwa buku Rich Dad Poor Dad karangan Robert Y Kiyosaki itu “menampar” kesadaran masing-masing kita yang pernah menjadi employee bahwa dunia employee itu sebenarnya “tidak aman”.
TDA !!! FUNtastic…… !!!
1 comments:
salam pak
sayang saya tidak bisa hadir...
hobi kita sama pak....fotografi...
semoga bisa kopdar biar bisa ngobrol banyak...
sukses yah pak...
Posting Komentar